Etika kampus dan media digital

Saya Hega Cendikia Elanda. Saya akan memaparkan di artikel ini tentang etika kampus dan media digital. Sedari kecil kita semua sudah di ajarkan tentang tata krama. Baik kepada orang yang lebih tua atau yang lebih muda. Bagaimana cara menyapa orang yang lebih tua dan menyapa orang yang lebih muda, bagaimana meminta tolong kepada orang yang lebih tua dan meminta tolong kepada orang yang lebih muda. Dan lain sebagainya. Sebagai manusia yang bertata krama kita harus terus mengamalkan sa-to-te-ma yang berarti salam, tolong, terima kasih, dan maaf. Jika menyapa orang harus diawali dengan salam. Ketika membutuhkan bantuan seseorang ucapkan tolong. Ketika diberi bantuan oleh seseorang ucapkan terima kasih. Dan ketika membuat kesalahan minta lah maaf. Itu menjadi kunci utama menjadi manusia yang bertata krama. Dengan begitu kita sebagai sesama manusia akan hidup berdampingan dengan rukun dan damai.

Begitu halnya di kampus dan di media digital. Kita bercengkrama dengan warga kampus baik sesama mahasiswa atau kepada dosen. Semuanya membutuhkan etika. Kita tidak boleh seenaknya sendiri karena itu tidak sopan dan bisa menimbulkan kemarahan bahkan tumbuh terus menjadi kebencian. Ketika bertutur sapa kepada yang lebih tua maka sapa lah dengan kata kang, teh, bapak atau ibu. Jangan langsung mengucapkan namanya karena terkesan tidak sopan. Ketika menyapa, gunakan juga bahasa atau suara yang lembut dan tidak keras. Jika suara naik kesannya akan menjadi seperti membentak dan itu tidak sopan. Sapa lah dengan lembut dan dengan artikulasi yang jelas. Baik kepada orang yang lebih tua atau kepada orang yang lebih muda. Jangan juga berkata kata kasar dan kotor, kata kasar dan kotor sepertinya sudah menjadi darah daging di kalangan pemuda pemudi bangsa ini. Hal ini perlu di ubah karena tidak sesuai dengan tata krama atau etika yang berlaku.

Di kampus, ketika akan masuk kelas cobalah untuk mengetuk pintu dulu dan mengucapkan salam. Jika terlambat, meminta maaf lah terlebih dahulu kepada dosen. Dan juga paparkan alasan keterlambatan dengan singkat padat dan jelas. Jika dosen sudah mengizinkan, maka masuk ke kelas. Jika ingin ke toilet, meminta izin terlebih dahulu, jangan langsung keluar masuk seenak jidat. Menghargai orang yang sedang berbicara. Baik itu dosen yang sedang memaparkan materi. Atau teman yang sedang presentasi. Jangan dosen bicara kita malah asik ngobrol sendiri. Itu tidak diperkenankan karena tidak sopan.

Begitu pula di media digital. Ketika menggunakan media digital seperti menggunakan internet, harus beretika juga. Jika kita ingin mempost suatu tulisan seperti komentar, artikel, bahkan chat atau obrolan dengan teman dengan media digital harus menggunakan etika. Apa yang sudah kita kirim ke internet tidak bisa di hapus secara permanen. Walaupun memang ada fitur hapus sesuatu, tapi itu hanya menghapus permukaannya saja. Bagian isi dan bagian dalamnya tidak bisa di hapus seutuhnya. Jadi berhati-hatilah ketika menggunakan media digital. Ketika kita ingin mengupload gambar. Pastikan gambar itu tidak mengandung unsur negatif seperti pornografi, kekerasan, atau penghinaan. Karena itu selain melanggar undang undang ite, melanggar juga kaidah norma norma di masyarakat terutama masyarakat indonesia yang budayanya sopan dan santun. Ketika kita ingin mengupload video juga jangan sampai melanggar etika atau norma kesopanan. Usahakan mengupload konten di media digital ini dengan konten positif dan bermanfaat bagi orang banyak.

Sekian pemaparan dari saya.

Nama mentor :
1. Shearly
2. Yeri Assifa
3. Hafidh Al-Hakim

Nama kordiv : Rizky Nugraha
Wakil kordiv: Putri Nabila

Nama Staff Inti :
Hafidh Novanto

Pj mentor :
1. Rahma Anjani Khalid
2. Wiedhy Ramadhansyah

#Widyatama #Mahasiswa #Bandung #Prestasi #GenerasiUtama